"Jadi … bagaimana?" Keduanya telah pulang dari rumah sakit dan kini tengah berjalan bersama menuju apartemen Raina. "Sekarang kau jadi lebih perhatian," sindir Satya dengan seulas senyum tipis di bibirnya. Melihat itu, Raina segera memalingkan muka dan mengerucutkan bibir kesal. Seharusnya ia diam saja, batinnya. "Minggu depan gips sudah boleh dibuka," ujar Satya memberitahu. "Oh …." Keduanya tetap melangkah berdampingan layaknya sepasang kekasih. Raina sendiri tidak tahu, kenapa ia mengizinkan Satya menginap. Mungkin karena ia yakin, Satya tidak akan bisa melakukan hal macam-macam melihat tangannya yang belum pulih. "Kau yakin mengizinkan aku menginap? Kenapa?" tanya Satya yang menghentikan langkahnya. Ia tidak mau jadi korban pembunuhan jikalau Raina memiliki tujuan lain mengizinka