"Kemana saja kau!" Angga telah menunggu Satya sejak satu jam yang lalu. Tangannya memegang sebuah buku dan ia hanya melirik Satya lewat ekor mata saat Satya memasuki rumah. "Aku bosan di rumah," jawab Satya seraya tetap melangkah. "Sekalian saja tidur di luar agar kau tak bosan!" bentak Angga hingga melempar bukunya dengan keras ke atas meja. Seketika Satya menghentikan langkah dan menatap kakaknya dengan tatapan datar. "Apa tanganmu yang patah tak cukup untuk membuatmu berhenti berbuat semaumu sendiri?!" Angga bangkit dari duduknya dan berdiri tepat di hadapan Satya. Ia hanya khawatir, namun tak ingin menunjukkannya secara terang-terangan. Dan alhasil, ia hanya bisa marah sebagai bentuk kekhawatiran. "Kau tenang saja, Kak. Aku baik-baik saja," jawab Satya dengan enteng. Plak! Ditah