33. Yang Pertama Memang Selalu Membekas

1906 Kata

"Tulis ini disini. Ah, bukan, tapi disini. Tidak, apa kau bodoh? Disini. Kenapa tulisanmu jelek sekali?" Demi apapun juga Raina benar-benar kesal. Sudah sejam yang lalu Satya seperti sengaja mengerjainya. "Jika kerjaku tidak bagus, suruh saja pemilik perusahaan memecatku," gerutu Raina dengan menekan keras pulpen di tangannya hingga kertas kosong di hadapannya berlubang. *Kau baru bekerja, bukankah sangat buruk jika langsung dipecat? Seakan kau tak becus bekerja," cibir Satya. Raina duduk di kursi kerjanya sementara Satya berdiri menjulang di sampingnya mengawasi. Ah, bukan mengawasi, tapi memberi pelajaran bagaimana mengerjakan pekerjaannya. Kepala Raina sudah mengepul asap dengan wajahnya yang merah. Ia benar-benar muak, jika Satya masih tak bisa diam, ia benar-benar akan keluar.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN