51. Kemenangan Mutlak

1010 Kata

Setetes darah jatuh mengotori lantai. Dan si tersangka tak lain adalah Luna yang mimisan melihat pemandangan indah di depan mata. Rambut berantakan, roti sobek yang seakan menggoda tangan untuk menyentuhnya, juga sesuatu yang tersembunyi di balik celana boxer kepala divisi mereka."B-- Bos--" gumamnya terbata dengan darah yang masih mengalir dari hidung melewati mulutnya. Sementara Namira berusaha mengumpulkan kesadaran dari makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna. "Ma-- maaf, Bos, sepertinya kami salah tempat," ucap Namira gugup dan segera berlari dengan menyeret Luna yang tak berkedip menatap Satya. Satya menepuk jidatnya dengan rona kemerahan menjalari wajahnya. "Ck, sial!" gumamnya dan segera menutup pintu untuk kembali menyusul Raina. Dan sialnya lagi, ia tidak mengetahui bahwa ada sepas

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN