17

966 Kata
Kyuhyun mengguyur tubuhnya di bawah shower. Bayangan kejadian bersama Aeji semalam membuatnya tak bisa tidur. Tak bisa dipungkiri, bila ia tak sadar dari awal Kyuhyun akan bercinta dengan anak perempuan kekasihnya. Pria itu memejamkan mata, berusaha introspeksi dan mengeyahkan ke khilafan nya. "Aku sudah gila" I'm yours Kyuhyun menuruni tangga. Matanya mendapati Aeji yang tengah menyiapkan sarapan. Kilasan tadi malampun terngiang di pikiran nya. Sekeras mungkin ia berusaha mengenyahkannya. "Kau sudah sembuh?" "Oh? Paman? Iya, sudah lebih baik. Ayo paman sarapan," ajaknya sambil menaruh kopi hangat kesukaannya. "Terimakasih," balasnya. Aeji terlihat senang dapat sarapan berdua dengan Kyuhyun. Sedangkan pria itu menekan habis habisan rasa untuk melumat bibir gadis itu lagi. Entah kenapa ia baru menyadari bahwa Aeji benar-benar cantik dan memiliki tubuh lebih dewasa dari umurnya. "Paman mau pergi?" "Iya, aku akan mengurus salah satu penerbitan novelku" "Benarkah? Cepat sekali paman" "Tentu saja, aku memang hebat" Aeji mendengus kesal. "Ada acara hari ini?" Tampak Aeji berpikir panjang. Namun kalau dipikir pikir untuk apa berlama di rumah. Kyuhyun juga tidak ada. "Iya paman, Aeji mau ke sekolah ada ekstra" Memang benar. Setiap sabtu Aeji mengikuti ekstra photography. Namun semenjak ada Kyuhyun, gadis itu tidak pernah berlatih. "Bersiaplah akan ku antar" Aeji tampak senang mendengarnya. Tiba-tiba ponselnya bergetar. To : Aeji From : Chanyeol Sayang, bisakah kau ke apartemenku? Aku sedang sakit Aeji membaca pesan itu lamat-lamat. Sejujurnya Aeji merasa kasihan dengan Chanyeol. Gadis itu akui, ia hanya memanfaatkan Chanyeol untuk mengajarinya soal cinta. Bilanglah ia jahat, dan memang. Chanyeol tulus mencintainya namun Aeji hanya memanfaatkannya. Gadis itu berfikir tidak masalah jika hari ini ia membalas jasa Chanyeol. To : Chanyeol From : Aeji Okey I'm yours Setelah di antar Kyuhyun. Aeji menaiki Taksi menuju apartemen Chanyeol dengan membawa tas berisi makanan. Aeji menekan bel pintu itu. Ceklek Gadis itu bisa melihat wajah pucat Chanyeol yang tengah tersenyum dihadapannya. "Kau datang," ujarnya serak. Dengan reflek Aeji menyentuh kening Chanyeol dan pria itu memejamkan matanya. "Astaga kau panas sekali" "Benarkah? Ku kira sudah lebih baik" "Kau bercanda? Cepat masuk," pinta Aeji membawa Chanyeol tidur di kasurnya. "Sudah minum obat". Chanyeol hanya menatapnya sambil tersenyum lembut. "Astaga kau ini," Aeji pun langsung ke dapur dan mempersiapkan makanan, minum dan obat untuknya. Tak lama gadis itu telah berada disisinya.  "Makan dulu lalu minum obat, sekarang buka mulutmu," perintah Aeji yang langsung di turuti Chanyeol. Pria itu tak komentar. Ia hanya terus tersenyum membiarkan Aeji menyuapinya semangkuk bubur. "Kenapa tersenyum terus?" tanya Aeji. "Aku senang kau disini," jawabnya jujur. Namun Aeji tak membalas. "Kau... masih marah denganku?" tanyanya ragu. "Maafkan aku. Tolong jangan benci aku," ujar Chanyeol serius sambil menggenggam tangannya. Sedangkan Aeji, "Maafkan aku juga Chan. Aku tak bisa mencintaimu," serunya dalam hati. "Sekarang saatnya minum obat," ujar Aeji yang membantu Chanyeol untuk meminum obatnya.  Di dalam ruangan itu Aeji tampak sibuk sendiri membuat Chanyeol tidak tega. "Sayang, biarkan saja baju itu," ujar Chanyeol. Aeji berusaha membersihkan rumah yang bisa disebut kandang. Dan pria itu tak tega melihat Aeji kelelahan. Memang pada dasarnya gadis itu keras kepala. Dengan tertatih ia pun bangun menghampiri gadis itu. Di gendongnya ala bridal style, membuat Aeji terkejut. "Chan, turunkan aku" "Memang kau keras kepala" Chanyeol pun membawa Aeji terlentang di kasur dan langsung saja ia membawa gadis itu kedalam pelukannya. "Aku memanggilmu kesini bukan untuk membersihkan rumahku. Aku hanya ingin memelukmu seperti ini," ujar Chanyeol dengan nafas yang hangat. Aejipun hanya terdiam. Beberapa menit berlalu. Aeji masih berada di posisinya yang di peluk Chanyeol. Sedangkan pria itu sepertinya terlelap. Ia pun menyentuh kening Chanyeol. "Kenapa panas sekali?" gumamnya. Aeji hendak melepaskan pelukan Chanyeol untuk mengambil handuk dan air dingin namun Chanyeol semakin mengeratkan pelukannya. "Tetap disini," ujarnya dengan bisikan. "Tubuhmu panas sekali. Aku akan mengompres kepalamu" "Tidak. Aku cuma butuh kamu disini," ujar Chanyeol hingga kedua mata itu saling bertatapan. Aeji melihat ada kerapuhan di mata Chanyeol yang membuat gadis itu tak mengerti. "Jangan tinggalkan aku," ujarnya dengan suara lirih. "Cepatlah sembuh," balas Aeji singkat. Ia tahu arah mana pembicaraan Chanyeol. "Tidak, jika itu membuatmu pergi" Aeji terdiam. Jujur saja kedekatannya dengan Chanyeol tidak membuat nya memiliki perasaan lebih dari seorang teman selama ini. Meski ia akui Chanyeol memang baik, perhatian dan bahkan meski kami sudah berhubungan ranjangpun semuanya tampak abu-abu. Aeji tak bisa berbohong. "Aku belum memiliki perasaan padamu," ujar Aeji jujur. "Aku tahu," balasnya tersenyum getir. "Tapi aku tahu suatu saat nanti kau akan mencintai ku" Mereka hanya saling menatap. Seolah mengatakan sesuatu yang disampaikan lewat mata. Aeji merasakan deru nafas hangat begitu menerpanya. Chanyeol akan menciumnya. Gadis itu sedikit mundur. "Kumohon sekali saja," ujar Chanyeol lirih hingga akhirnya bibir itu saling berpagutan. Chanyeol tampak menikmati bibir manis Aeji. Sedangkan gadis itu sedikit membalas perbuatannya. "Ahh," Aeji mendesah sakit karena gigitan Chanyeol di bibirnya. Namun pria itu tak menggubris. Ia justru semakin memeluk Aeji lebih erat, menciumnya lebih dalam dan menghirup bau manis ditubuhnya. "Cukup chan," bisik Aeji pelan disela ciumannya. "Please," balas Chanyeol. Dirasakan tangan hangat nan kasar itu menyentuh p******a Aeji. "C-chan," tolak Aeji halus berusaha menahan desahan karena rangsangan di dadanya. "Aku ingin melakukannya Aeji, kumohon," ujarnya lirih sembari mencumbu lehernya. "Tidak Chan," seru Aeji sambil mendorong bahu Chanyeol yang lemah. Pelukan merekapun merenggang. "Maaf Chan, aku tak bisa," ujar Aeji merapikan pakaiannya dan mengambil bawaannya. "Makanan sudah ada di meja. Minum obatmu setelah makan. Kabari aku jika ada apa-apa," titah Aeji yang langsung keluar dari apartemen Chanyeol. Membiarkan pria itu sendirian. "Kau berubah sayang" I'm yours Kyuhyun tengah menunggu Aeji di depan sekolahnya yang tak kunjung datang. Berkali-kali Kyuhyun berusaha menghubunginya tapi tak di balas. Tiba-tiba mata elang pria itu melihat sosok gadis familiar yang tengah menyebrang ke arah sekolahnya. "Tidak salah lagi," gumam Kyuhyun. Tak lama pandangan mereka bertemu. Aeji, tertangkap basah oleh Kyuhyun telah bolos dari sekolahnya. Dengan wajah bingung Aeji mendekati Kyuhyun yang tengah bersedekap di depan pintu mobil. Gadis itu hanya memainkan tangannya sambil menunduk. "Bolos rupanya?" tanya Kyuhyun. Aeji semakin menenggelamkan kepalanya. "Kemana saja?" "K-ke rumah teman paman" "Teman yang mana?" Dengan sedikit ragu Aeji melirik Kyuhyun. "M-maaf paman, Aeji janji tidak mengulanginya lagi" Kyuhyun berusaha menahan tawanya melihat Aeji yang ketakutan ini begitu menggemaskan. "Maaf? Sepertinya aku harus bilang Jiwon" "Paman jangan!" seru Aeji sambil memohon. "Kenapa?" "Nanti mama tidak akan memberiku uang saku selama seminggu" "Benarkah?" Aeji hanya menunduk. "Baiklah, aku akan diam" Senyum Aeji mulai terbit. "Tapi ada syaratnya?" Aeji menatap Kyuhyun lamat-lamat. Gadis itu penasaran. Pria itu pun mendekat kearah telinganya. "Hari ini kau milikku"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN