Tiara duduk di tepi ranjang, jemarinya pelan membuka kotak hadiah yang diberi Arielle. Kalung itu cantik sekali, sederhana tapi anggun, liontin lily putihnya memantulkan cahaya lampu kamar. Tiara berdiri di depan cermin, mencoba mengaitkan kalung itu ke lehernya sendiri. “Indah banget,” bisiknya sambil menoleh kanan kiri, memperhatikan pantulan dirinya yang terasa sedikit berbeda dengan kalung itu. Namun saat ia mundur setapak hendak melihat tampilan penuh di cermin, kakinya justru menginjak bantal kecil yang tadi jatuh di lantai. Tubuhnya langsung oleng. “Mas Abiii!!” teriak Tiara kaget, kedua tangannya reflek terangkat padahal kalung masih menggantung di lehernya. Suara langkah cepat Abimana terdengar dari arah kamar mandi. Ia keluar dengan handuk masih melilit pinggang, tetesan air

