Tiara menarik napas dalam-dalam, menoleh sekilas lalu kembali menatap jendela. “Aku masih curiga sama kamu. Aku tidak peduli kamu CEO atau orang paling berkuasa sekalipun, kalau ternyata kamu terlibat jaringan berbahaya, aku tidak mau diseret ke dalamnya. Aku tidak mau hidupku jadi taruhan hanya karena kamu.” Abimana tidak langsung menanggapi. Ia tetap mengemudi dengan wajah tenang, hanya ada senyum tipis yang justru membuat Tiara semakin jengkel. Seolah kata-katanya tidak berarti apa-apa. Tiara akhirnya melanjutkan, kali ini dengan suara lebih pelan. “Keluarga De Luca… mereka baik sekali, lebih dari yang aku kira. Itu semua karena istrinya, Nyonya Arielle. Dia lembut sekali, hampir seperti peri. Aku sampai heran, bagaimana bisa seorang pria dengan mata setajam itu, yang terlihat arogan

