Tiara baru saja keluar dari kamar mandi. Rambutnya masih lembap, menetes di bahu ketika ia meraih jubah tidur tipis yang digantung di pintu lemari. Ia memilih kaus longgar dan celana pendek, lalu duduk di ujung ranjang. Tubuhnya sudah segar, tapi pikirannya sama sekali tidak tenang. Bayangan percakapan Abimana dengan Surya tadi kembali muncul. Utusan dari klan De Luca. Tiara mengerutkan kening. Kata itu berputar-putar di kepalanya, membuat dadanya sesak. Ia meraih ponsel dari clutch, membuka mesin pencari, lalu mengetik dengan cepat. Klan De Luca. Hasilnya nihil. Hanya informasi samar tentang keluarga bangsawan di Italia, tidak ada yang relevan. Ia mengulang, menambahkan kata mafia di belakangnya. Hasilnya tetap kosong. “Kenapa nggak ada apa pun. Apa sengaja ditutup-tutupin?” gumamnya p

