Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Tiara duduk dengan canggung di samping Abimana. Ia pura-pura sibuk menatap ke luar jendela mobil, padahal jantungnya berdebar aneh. Semalam terlalu panas untuk diingat, membuatnya tak tahu harus bersikap seperti apa pagi ini.
Astaga, kenapa gue jadi salah tingkah gini. Dia tenang banget di samping gue, padahal semalam dia yang bikin gue hancur ronde demi ronde. Sialan, gue harusnya bisa cuek.
“Kenapa wajahmu merah sejak tadi?” suara Abimana tenang, menembus lamunannya.
Tiara cepat-cepat mengibaskan tangan. “Nggak ada. Kamu halu, Mas.”
Abimana hanya menatap singkat, lalu kembali sibuk dengan ponselnya. Seperti biasa, ia tampak dingin dan tidak terusik, membuat Tiara makin salah tingkah.
Mobil akhirnya berhenti di lobi rumah sakit swasta yang ter
