Pesta dan Semua Mata Tertuju Padaku

1014 Kata

Di sudut kota yang remang, seorang pria duduk gelisah di balik kemudi. Layar ponselnya memantulkan cahaya pucat ke wajah yang basah oleh keringat dingin. Pesan yang barusan ia kirim masih terbuka, berbaris sebagai peringatan yang terlalu berani. Ia menatap kaca spion, melihat bayangannya sendiri, lalu teringat tatap mata yang pernah mengunci geraknya—tatap mata orang kepercayaan Abimana. Napasnya mengeras. Dengan gerakan tergesa, ia membuka riwayat percakapan dan menghapus satu per satu pesan itu hingga layar kembali bersih. Mobil pun melaju masuk ke gelap, menyisakan jejak ketakutan yang tidak terlihat. Di kamar, Tiara menatap ponsel yang kini hening. Peringatan yang tadi ada mendadak hilang, seakan tak pernah dikirim. Ketukan di pintu menyusul, tegas dan dekat. “Tiara,” suara Abimana t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN