Abimana menyandarkan tubuh Tiara ke dalam mobil dengan hati-hati. Wajah perempuan itu memerah tak wajar, napasnya pendek-pendek, dan kulitnya terasa panas saat disentuh. Meski tetap sadar, Tiara terlihat seperti terombang-ambing antara kenyataan dan sesuatu yang tak bisa dijelaskan. Abimana mengetuk layar ponselnya. “Surya,” katanya tegas saat tersambung, “selidiki minuman yang disajikan malam ini. Fokus pada jenisnya, siapa yang memasok, siapa yang menyajikan, dan siapa yang membawa masuk. Jangan sampai ada satu detail pun terlewat.” "Baik, Tuan." “Temukan secepatnya. Terutama botol dengan label warna hitam keperakan. Absinthe.” Nada suara Abimana merendah, namun penuh tekanan. “Minuman itu tidak seharusnya ada di pesta umum, apalagi dalam jumlah terbuka. Jika ada yang sengaja menaru