Tiara menoleh ke samping. Abimana tidur telanjang dengan hanya selimut tipis menutupi pinggangnya. Rahangnya tegas, wajahnya santai, seolah tadi tidak baru saja menghancurkannya habis-habisan di ranjang. Tiara menatapnya lama, lalu berbisik pelan, nadanya getir. “Kamu bohongin aku. Kamu bilang punya masalah, katanya kamu tidak bisa ereksi. Nyatanya barusan aku lihat sendiri, kamu keras, kamu kuat, kamu liar. Jadi selama ini kamu cuma main-main sama aku?” Ia menarik napas pendek, matanya berkaca-kaca. “Sialan, kenapa tubuhku bisa sampai begini di tanganmu. Aku sampai keluar segila itu. Aku bahkan tidak tahu tubuh perempuan bisa kayak gitu. Dan parahnya, itu kamu yang bikin.” Bahunya naik turun, ia menggigit bibir menahan perasaan campur aduk. “Aku benci kamu, Abimana. Aku jijik sama kam