Tiara terbangun dengan tenggorokan yang terasa kering. Ia mengucek matanya pelan, menyadari dirinya tidur sendirian di ranjang besar itu. Abimana entah ke mana. Ia bangkit perlahan, masih sedikit pusing, lalu turun dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar dengan langkah ringan. Kaus tidur yang longgar dan celana pendek yang ia kenakan membuat udara pagi sedikit menggigit kulit, tapi haus yang menyiksa membuatnya tak peduli. Saat melintas di lorong menuju dapur, langkah Tiara terhenti. Ia mendengar suara dentuman ringan dari ruang sebelah. Matanya beralih ke ruangan dengan kaca bening di sisi kanan. Ruang olahraga. Dan di sanalah Abimana. Tiara spontan mematung. Pria itu sedang melakukan push-up, dengan kecepatan stabil, napas teratur, dan perban putih masih menempel di sisi bawah