Nadia bersama Pardi sudah dalam perjalanan. Ia tidak menyangka sopir Devan malah lebih setia pada dirinya. Tidak hanya sopirnya saja, asisten di rumahnya juga sangat setia pada Nadia. Nadia tahu, itu semua pasti ayahnya yang melakukannya. “Ayah bayar Pak Pardi berapa? Kok bapak gak takut dipecat Kak Dev?” Tanya Nadia. “Bu Nadia ini kok tanya aneh gitu? Masa ayahnya Bu Nadia bayar bapak? Ya tidak mungkinlah?” ucap Pak Pardi. “Ya tanya saja, soalnya kalau bapak nentang gini kan pekerjaan bapak taruhannya?” “Iya bapak tahu, tapi masa bapak tega ninggalin orang hamil di sini? Bapak juga punya istri, anak perempuan bapak juga sedang hamil. Jadi biar saja bapak dipecat, toh pekerjaan di luar sana masih banyak, kalau kita niat cari?” jawabnya. Nadia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja