Nadia masuk ke dalam kamar Ica. Dia tahu di mana letak meja kerja Ica. Tatanan kamar Ica masih sama seperti dulu, jadi Nadia masih hafal di mana letak mejanya, dan kotak obatnya. Nadia segera mengambil kotak berwarna biru, sebelumnya ia mengecek obat milik Ica dulu, sebelum ia keluar dari kamar. Setelah mengecek isi kotak obatnya, Nadia bergegas keluar dari kamar Ica. Ia berjalan sedikit cepat, tapi ternyata dia berpapasan dengan Devan yang tiba-tiba muncul di kamar, saat Nadia akan membuka pintu kamar. “Astaga ... Kak Dev?” Nadia terjingkat karena tiba-tiba Devan masuk ke dalam kamar. “Na—Nadia? Kok di sini? Ngapain?” tanya Devan sedikit gugup karena melihat Nadia di kamarnya. “Ehm ... Kak Dev? Ma—maaf, aku ke sini disuruh Kak Ica ambil obat Kak Ica kok. Maaf bukan aku lancang masuk k