Bab 144 - Pergi Tanpa Pamit

1575 Kata

Ica menyembunyikan rasa sakitnya setelah selesai becinta dengan Devan. Ia memaksakan dirinya karena terlalu cemburu. Cemburu yang ia tahan sendiri. Wajar Ica cemburu, meski ia merelakan Nadia disentuh oleh suaminya. Hati siapa yang tak luka, saat perkawinannya ternodai karena kekhilafan suaminya. Harusnya sekarang Devan masih menjadi satu-satunya milik Ica. Tapi, karena malam ini, kini Ica rela berbagi suami dengan Nadia. Ica rela berbagi suami, karena dia juga tidak mau Nadia yang menanggung sendiri akibat ulah suaminya. Bukan Nadia saja yang salah, tapi Devan pun salah. Harusnya saat-saat seperti ini, saat Ica sedang berjuang melawan sakitnya, Devan memprioritaskan dirinya. Tapi, Devan pun harus memprioritaskan Nadia yang sedang hamil, dan Ica sadar itu. Tidak mungkin Ica melarangnya, k

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN