50

1168 Kata

Mobil hitam itu akhirnya berbelok memasuki gerbang besar mansion keluarga Bramasta. Pintu besi berukir emas terbuka perlahan, memperlihatkan jalan masuk yang dihiasi pepohonan rindang dan lampu taman yang berderet, menuntun mobil hingga berhenti tepat di pelataran. Kalinda meremas jemari Bram tanpa sadar. Jantungnya berdetak lebih kencang, seakan tak bisa diatur. Bram menoleh cepat, lalu tersenyum hangat padanya. "Tenang, Dek. Ada mas di sini,” ucapnya lembut, lalu kembali menempelkan kecupan di punggung tangan istrinya. Begitu mesin mobil dimatikan, Bram segera keluar lebih dulu, kemudian memutar membuka pintu untuk Kalinda. Tangannya langsung terulur, menggenggam jemari sang istri dengan erat, lalu menuntunnya turun dengan penuh kehati-hatian. Di depan pintu utama, Mama Hanum dan Papa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN