42

1118 Kata

Bulan madu yang penuh gelora di Bali akhirnya usai, dan hari-hari kembali pada ritme biasa. Gedung bank swasta dengan cat putih mengilat dan dinding kaca tinggi menjulang itu menyambut langkah Kalinda yang elegan pagi ini. Heels yang ia kenakan beradu ritmis dengan lantai marmer. Senyum segarnya masih jelas, sisa-sisa kebahagiaan yang belum benar-benar surut meski liburan telah berakhir. Kalinda baru saja melewati lobi ketika sebuah suara tiba-tiba menyergap di samping telinganya. “Cieee… yang habis bulan madu. Seger nih mukanya.” Rere—teman sekantor yang sekaligus sahabatnya—sudah berjalan sejajar, menenteng tas besar sambil tersenyum nakal. Kalinda melirik sambil tertawa. “Apaan sih, Re. Biasa aja kali.” “Biasa? Yang bener aja, Kal. Aura kamu tuh beda. Dari ujung rambut sampai ujung

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN