24

1298 Kata

Kenanga berdiri di sudut ruangan, matanya tak lepas dari pemandangan di tengah hall. Bram, mantan suami yang dulu ia campakkan dengan enteng, kini terlihat begitu hangat dan penuh cinta kepada istrinya. Dan perempuan itu—Kalinda, adik tirinya, anak dari perempuan yang selalu ia anggap pengganggu. Tatapan Bram yang penuh kelembutan, genggaman tangannya yang tak pernah lepas dari Kalinda, bahkan panggilan mesra “Dek” yang terus meluncur dari bibirnya, menusuk hati Kenanga seperti sembilu. Ada rasa iri, ada penyesalan, bercampur menjadi satu, membuat dadanya sesak. Apalagi mantan suaminya itu semakin sukses dengan bisnisnya. Salah satu alasan dia meninggalkan Bram adalah pria itu yang hanya berstatus dosen tanpa tau jika Bram memiliki bisnis yang masih dia kembangkan saat itu. “Kalinda… is

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN