. . Bruk. Haidar menaruh sekantung kresek putih berisi jeruk di nakas, di samping tray makanan rumah sakit yang isinya hanya tersentuh sedikit. Sepasang mata tegasnya mengamati seisi ruangan bercat putih itu, pada tetesan air di selang infus yang menetes perlahan, juga beberapa bingkisan makanan di sofa kecil dekat jendela, sepertinya bukan cuma dia saja pengunjung pasien istimewa ini. Haidar membuka kresek bawaannya dan mengambil satu jeruk dari sana, menyeret kursi besi dan mendudukinya. Lalu mengupas jeruk dalam diam. Dengan tingkah seaneh itu, tentu saja ada yang terusik. Seseorang dengan baju pasien yang tengah terbaring sadar di brankar itu mengerutkan kening, tampak risih. "Datang tiba-tiba sambil bawa buah terus dimakan sendiri, tanpa ngomong apapun. Lo sebenarnya niat jenguk