Setelah sambungan telepon ditutup, aku dan Riaz bengong. Apalagi si Riaz. Bingung banget itu anak. "Nov, lo bilang laki lo gak tahu!" ucapnya sambil berkali-kali menghela nafas. "Emang gak tahu lho, serius! Gue bahkan ngomong kalau gue mau balik ke rumah Om Wisnu. Ck, tahu dari mana coba?" "Tapi kalau dipikir-pikir, emang gampang juga sih nebak pikiran lo. Kalau gak ke rumah Om Wisnu, paling ke gue. Coba lo ingat, gak punya tempat lain buat lari kan?" Aku menghela nafas panjang, "Iya juga sih." "Makanya, lo hidup normal kek, punya temen cewek. Lagian gak selamanya gue bisa jagain lo, Nov!" Aku diam. Si Riaz ada benarnya juga. Masa iya, tiap ada masalah, aku pasti lari padanya. Kalau si Riaz udah kawin gimana? "Ya buat sekarang, cuma elo tempat terakhir gue, Yaz!" "Lo mau nginep di

