“Bella. Jadi namanya Bella,” gumam Bianca pelan. “Bella siapa, Bi?” celetuk Silvia yang baru saja mendatangi meja Bianca. Bianca melihat ke arah Silvia sambil meletakkan satu jari telunjuknya di depan bibirnya. “Huust. Duduk aja.” Bianca menyuruh Silvia duduk dan tidak berisik. Bianca terus mencoba mencuri dengar apa yang dibicarakan Dimas dan Diandra. Siapa tahu dia akan mendapat informasi lebih tentang kabar terbaru sugar daddy-nya itu. Namun sayangnya, Dimas dan Diandra tidak terlalu lama di sana dan mereka lebih banyak membahas tentang persiapan rencana lamaran mereka. Bianca melepas napas panjang dan dalam. Dia membenarkan lagi posisi duduknya, lalu mencoba tersenyum pada Silvia. “Bella itu siapa? Emang siapa yang di sebelah tadi?” tanya Silvia ingin tahu. “Itu kakaknya Nathan