Mata Bianca membulat lebar saat dia melihat sosok yang ada di layar komputernya. Dia terus melihat interaksi dua orang di layar itu yang membuat hatinya tidak karuan. “Gak mungkin. Itu gak mungkin Nathan. Gak mungkin.” Bianca berulang kali mencoba memungkiri apa yang dia lihat. Bianca berharap matanya salah melihat. Dia sampai mengambil kacamatanya dan melihat dari jarak yang lebih dekat. Tapi tetap saja, orang yang dia lihat tetap sama. Nathan terlihat sangat akrab dengan putra semata wayangnya. “Gak mungkin. Ini pasti salah. Di mana Sakha kenal sama Nathan. Ngapain Nathan ada di sini?” ucap Bianca yang kebingungan dengan kemunculan Nathan secara tiba-tiba. Bianca segera mengambil ponselnya. Dia menekan panggilan cepat untuk menghubungi Silvia. “Halo, Bi. Ada apa?” tanya Silvia samb