“Nathan.” Bianca melihat ada seorang pria tampan masuk ke ruang seminar. Pria muda yang memiliki pesona luar biasa dan membuat matanya tidak bisa berpaling dari keindahan itu. Bianca tersenyum melihat Nathan berdiri di barisan paling belakang, sambil membawa buket bunga. Entah kapan pria itu datang, padahal tadi malam masih di Bandung. “Bianca, bisa dimulai sekarang?” tanya dosen pembimbing Bianca. “Em?” Bianca menoleh sebentar ke arah dosennya, lalu kembali melihat ke arah Nathan. “Bisa, Pak. Saya akan mulai sekarang.” Entah mendapat semangat dari mana, tiba-tiba saja rasa gugup yang sedari tadi menyerangnya itu tiba-tiba menghilang. Senyum yang tadi susah datang ke bibirnya, kini malah datang terus tanpa dia panggil. Nathan yang sengaja datang tanpa pemberitahuan, memang ingin memb