“Bella.” Bianca menyebut nama itu dengan suara sedikit bergetar. Dia tahu betul kalau nama itu adalah nama yang saat ini sedang dekat dengan kekasih palsunya itu. “Bella? Males ah,” jawab Nathan yang kemudian segera menolak panggilan di teleponnya itu. “Kenapa gak di terima? Siapa tau penting,” ucap Bianca ingin tahu alasan Nathan menolak panggilan tersebut. “Gak lah. Males.” Tapi baru saja Nathan meletakkan ponselnya, benda pipih itu kembali berbunyi. Peneleponnya juga tetap sama. Maka mau tidak mau Nathan pun menerima panggilan itu sebelum panggilan itu berbunyi semakin memekakkan telinganya. “Apa?” tanya Nathan sedikit ketus. “Lagi di mana? Di cari ama Tante Ivana nih. Kamu gak mau ke sini?” “Gak ah, capek. Aku mau tidur.” “Ini masih sore Nathan. Masa udah mau tidur sih. Ayola