5 tahun kemudian. “Siang ini Anda ada janji bertemu dengan Bu Sonya lagi, Pak,” ucap Bima mengingatkan atasannya tentang jadwal yang harus di lakukan siang ini. “Gak ada jadwal lain?” tanya Nathan tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop di depannya. “Ini sudah janji kedua, Pak. Minggu lalu, Bapak membatalkannya tanpa alasan.’ “Tebus aja obatnya. Aku males banyak omong. Apa pentingnya buat aku bagi cerita ama mereka.” “Tapi Pak, An –‘ Nathan mengangkat pandangannya dengan sangat tajam. Tampak sekali pria itu tidak lagi menerima bujukan ataupun bahkan rayuan dari Bima. Melihat tatapan tajam itu kembali hadir, Bima pun segera mengerti dan memilih diam. Dia tidak berani membantah dan memilih pergi dari ruang kerja Nathan. Pria yang dulu tampak selalu hangat bahkan seperti seor