“Nduk? Kamu pulang telat lagi hari ini” sapa bu Kalsum di depan pintu rumah sebelum mereka pergi. “Bu, aku sudah melakukan yang terbaik kan?” Ibunya menatap putri semata wayang yang telah banyak berkorban, walaupun Nia hanya lulusan sarjana di kampus swasta namun tekd Nia untuk mengubah kehidupan keduanya begitu besar. Bu Kalsum memeluk tubuh Nia yang tengah bergetar menahan tangis. “Nia sudah banyak berjuang selama ini, ibu sangat bangga punya putri kayak Nia” tangan lembut nan lemah itu menyentuh punggung Nia yang bergetar. “Ibu, ayo kita pergi” ucap Nia pelan. Bu Kalsum mengangguk yakin, “Iya nduk, kamu mau pergi ke kampung ayah?” Nia mengangguk yakin walaupun air matanya mengalir deras, “Nia mau menjauh dari sini bu, ayo kita buka usaha warung dan hidup dengan penghasilan kita se