‘Dia kembali, dia datang sewaktu-waktu?’ batin Rafael tak mengerti. Semalaman Rafael menemani Nia yang tak bisa tidur, Nia bahkan terus mengigau bagai melihat seseorang yang ia takuti. Dalam tidurnya pun badan Nia banyak berkeringat, ia tak bisa bernapas layaknya pertama kali Rafael melihat Nia tergagap. Rafael menatap wajah Nia yang masih terlelap walaupun hari sudah terang benderang, Udin masuk ke dalam ruang VVIP seperti perintah Rafael, semalam Rafael memang meminta Udin membuat dokumen perijinan untuk pemindahan pasien. “Selamat pagi, bos” sapa Udin bersemangat, ia membawa amplop berisi dokumen membahagiakan. Rafael tak menyahut, ia hanya melambaikan tangan pada Udin lalu meminta dokumen, “Ini bos silahkan di baca” Tingkah aneh Rafael mengundang kecurigaan Udin, ia sengaja berdir