Keluarga Satu-satunya

1200 Kata

“Setelah pertigaan, belok kanan ya” kata Nia pada Udin. “Hemm, lumayan jauh juga rumah kamu nak” sahut Yusuf. “Iya pa, rumah peninggalan keluarga ayah ada di desa jadi harus melewati banyak dusun” kata Nia. Yusuf melihat kanan kiri yang penuh dengan area sawah, jalanan sedikit gelap akibat penerangan cahaya berjarak sangat jauh. Hal ini sangat mengganggu pikiran Yusuf dimana hanya ada dua orang perempuan di rumah Nia saat ini. “Berhenti disini saja, pa” kata Nia tiba-tiba. “Loh kan kita belum sampe, masa kamu mau jalan?” tanya Yusuf keberatan. “Di depan ada jalan berlubang sidikit besar pa, mobilnya nggak akan bisa melewatinya jadi nggak apa-apa biar Nia jalan” “Ini terlalu berbahaya Nia, jarang ada rumah penduduk di sekitar sini. Lihat nggak ada satupun orang yang lewat, papa nggak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN