Sania menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Mereka melangkah masuk ke ruang konsultasi, di mana dokter Amira Wijaya telah berdiri menunggu. Wanita itu masih mengenakan jas putih, wajahnya tegas, menunjukkan sikapnya yang selalu serius. “Selamat pagi,” sapa dokter itu sambil tersenyum tipis. “Saya Dr. Amira Wijaya, yang menangani operasi ibu Anda. Saya ingin menjelaskan sedikit tentang prosedur yang akan dilakukan hari ini.” Sania dan Reza duduk dengan tenang, meski jantung Sania terus berdetak tak beraturan. “Seperti yang sebelumnya sudah saya jelaskan pada pak Reza, ibu Anda menderita osteosarkoma, yaitu jenis kanker tulang yang agresif. Tumor ini biasanya menyerang tulang panjang, seperti femur atau tulang paha, yang merupakan lokasi tumor pada ibu Anda,” jelas Dr. Amir