Malam yang Tak Terlupakan Malam itu, Bagas dan Maya tiba di rumah mereka setelah pertemuan yang menguras emosi. Udara terasa lebih hangat, entah karena hawa malam atau karena kelegaan di hati mereka setelah melalui begitu banyak rintangan. Begitu memasuki kamar, Maya melepas cardigan yang membalut tubuhnya, lalu duduk di tepi ranjang. Bagas berdiri di hadapannya, menatap wanita yang telah menjadi dunianya. Senyuman manis terukir di bibir Maya, tetapi di balik itu, ada sesuatu yang berbeda di matanya—kerinduan, kehangatan, dan hasrat yang lama terpendam. Bagas berlutut, meraih tangan Maya, lalu mengecupnya lembut. “Akhirnya, setelah semua yang kita lalui… aku bisa memilikimu sepenuhnya.” Maya menggigit bibir bawahnya, merasakan detak jantungnya berpacu cepat. Ia menyentuh wajah Bagas, j