57

1796 Kata

Angin pantai yang hangat menyapu lembut wajah Maya saat ia berdiri di balkon vila, memandangi hamparan laut biru yang membentang sejauh mata memandang. Deburan ombak terdengar samar, berpadu dengan kicauan burung camar yang terbang rendah di atas air. Bagas muncul dari belakang, melingkarkan lengannya di pinggang Maya, lalu mencium pundaknya dengan lembut. "Nyaman?" tanyanya, suaranya rendah dan dalam. Maya tersenyum, menyandarkan kepalanya ke d**a Bagas. "Sangat," gumamnya. "Aku masih nggak percaya kita benar-benar ada di sini, Gas. Seperti mimpi." Bagas terkekeh, mempererat pelukannya. "Ini bukan mimpi. Ini kenyataan yang aku usahakan supaya kita bisa menikmatinya bersama." Maya berbalik menghadap Bagas, menatapnya dengan mata berbinar. "Aku bersyukur banget. Semua ini terasa sempurn

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN