64

1273 Kata

Malam itu, setelah pulang dari kafe, Maya mulai merasakan sesuatu yang aneh. Perutnya tidak sakit, tetapi ada perasaan tidak nyaman yang sulit dijelaskan. Ia duduk di sofa sambil memegang perutnya, wajahnya sedikit cemberut. Bagas yang baru keluar dari kamar mandi langsung memperhatikan perubahan ekspresi istrinya. “Kamu kenapa, Sayang?” tanyanya sambil mengeringkan rambut dengan handuk. Maya menggigit bibirnya. “Gas, aku pengen makan sesuatu.” Bagas tersenyum. “Mau aku buatkan sesuatu?” Maya menggeleng. “Aku mau rujak… tapi rujak yang bumbunya pedas banget, terus mangganya harus yang agak muda, nggak boleh terlalu matang.” Bagas menahan tawa. “Oke, gampang. Aku tinggal beli di tukang rujak deket rumah.” Maya menggeleng cepat. “Nggak bisa yang itu. Aku maunya yang jualan di deket kam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN