69

1522 Kata

Hari itu, matahari baru saja terbit ketika tangisan bayi mungil memenuhi kamar mereka. Maya menggeliat pelan, sementara Bagas yang masih setengah sadar mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya duduk dan mengusap wajahnya. "Sayang, anak kita nangis," gumam Maya dengan suara mengantuk. Bagas menguap lebar, lalu segera bangkit. "Aku yang urus, kamu lanjut tidur." Maya tersenyum lemah melihat suaminya yang langsung sigap mengangkat bayi mereka, mengayun-ayunkannya pelan. "Kenapa nih, Nak? Laper? Popoknya basah?" Maya memperhatikan dari tempat tidur, matanya masih berat. Bagas tampak kebingungan sesaat, lalu buru-buru mengecek popok si kecil. "Oh, iya, popoknya penuh. Tunggu ya, Papa gantiin dulu." Bagas membawa bayi mereka ke meja ganti popok. Ia membuka popok dengan hati-hati, namun begi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN