Mungkin, di kamar lain Gio bisa terlelap sedang Resya dalam kekalutan. Ia takut juga menyesal, ya Tuhan selalu saja begini pada akhirnya. Ia tak bisa tidur dengan tenang, masih menatap langit-langit kamar hotel yang begitu cantik. Ia berkedip, dan menghela napas panjang lalu miring ke kanan, membayangkan banyak hal. Gio benar-benar tak paham akan keinginannya, pria itu bahkan tak peduli bagaimana masa depannya nanti. Sebab, antara Gio dan dirinya sama sekali tak menggunakan pengaman dan itu membuatnya semakin kepikiran. Kalimat-kalimat andai terus terngiang-ngiang di kepalanya. Ia benar-benar takut, bagaimana jika Tante Melody tahu? Pasti, wanita itu sangat marah padanya. Seharusnya, jika memang ia mencintai Tante Melody bukankah ia lebih takut kehilangan lelaki itu? Ketimbang kepercaya