Meski hujan mengguyur bumi, semangat Gio untuk bertemu Resya tak luntur sedikitpun. Pagi-pagi begini, sebenarnya lebih nikmat menikmati teh hangat bersanding dengan biskuit atau sup panas yang menghangatkan tenggorokan. Sayangnya anak remaja itu sedang dimabuk kasmaran, sulit bagi pria itu untuk membedakan mana yang harus ia lakukan atau terbawa oleh buaian cinta. Mobil itu menerobos hujan yang semakin deras, jujur selain ingin bertemu dengan Resya ia juga ingin sarapan bersamanya, sudah lama mereka tak sarapan bersama. Ia menepikan mobil di pedagang kaki lima, lebih tepatnya bubur yang dijual secara gerobakan. Seingatnya, keluarga Resya akan menyukai makanan yang ekonomis seperti ini ketimbang membeli makanan mahal direstoran yang sama saja rasanya. Gio tak keluar dari dalam mobil, se