Bayang-bayang Masa Lalu 2

1070 Kata

"Hmm, sedap baunya. Ayo, sekalian sarapan bareng-bareng. Mbok Darmi mana?" kata Kamalia setelah duduk di kursi. "Mbok Darmi lagi metik sawi di belakang. Kamu makan aja dulu, biar aku siapin sarapan buat Mbak Mita. Sudah lapar katanya, tadi ke mari di antar suster Erna." "Oh, kalau gitu aku sarapan dulu, ya." Sumi mengangguk. Perutnya yang terasa tidak enak dilawan dengan tetap makan. Ia harus sehat, harus kuat, biar tabah menghadapi kenyataan. Ah, Lia ... ada-ada saja kamu. Hibur hatinya sendiri. Ketika nasi hampir habis, ponsel di sakunya berdering. Berharap kalau Dev yang menelepon. Rupanya bukan. Nama Mbak Eva tertera di layar. "Halo, Mbak. Assalamu'alaikum." "Wa'alaikumsalam, Lia. Kamu lagi ngapain?" "Lagi sarapan ini." "Kandunganmu enggak apa-apa, 'kan?" "Ya, ini baik-baik.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN