Jam sepuluh malam Kamalia segera bangkit untuk menggosok gigi dan mencuci muka. Tepat setelah selesai salat Isya, pintu kamar terbuka. Devin tersenyum kemudian mengunci kembai pintu. Kamalia segera menutup hidungnya saat mencium aroma alkohol. "Kamu minum, ya?" "Tidak." "Bohong, baunya aja menyengat gini." "Aku tidak minum, Lia." "Enggak usah bohong." Devin mendekat, mengangkat dagu istrinya dan mencium bibir bahkan melumatnya lembut. Kamalia mendorong tubuh Devin kuat-kuat, tapi bergerak pun tidak. Akhirnya Devin yang melepaskan. "Apaan, sih?" Kamalia mengusap kasar bibirnya. "Kamu mencium bau itu dimulutku tidak?" Kamalia diam. "Untuk apa aku mabuk di luar kalau di sini saja aku bisa mabuk." "Ish," desis Kamalia. "Kaosku yang terkena tumpahan minuman tadi. Aku hanya menema