Aku berlari dengan tergesa-gesa sambil memekik dengan tangan yang berusaha menggapai tombol lift. "Tahan sebentar!" pekikku pada pengguna lift yang menatapku dengan takjub. Siapa yang nggak tercengang melihat istri direktur utama perusahaan ini berlari dengan peluh membasahi pelipisnya? Dan lagi, sepatu hak tinggi ini benar-benar menghambat ruang gerakku. Entah sudah berapa kali aku hampir terjatuh akibat sepatu ini. Bahkan kini aku nggak lagi bisa merasakan sakit yang ada di kakiku karena serangan panik ini. Dengan napas ngos-ngosan, aku langsung masuk ke ruang rapat. Tentunya setelah mengetuk pintu sebanyak dua kali. Untung saja aku nggak terlalu telat. Walaupun rapatnya sudah berjalan selama dua puluh menit. Peluh yang membasahi pelipisku kini mengucur semakin hebat, sedangkan tangan