“Ka-kamu ngapain?” tanya Sonya gelagapan, suaranya tercekat dan nyaris tak terdengar. Matanya yang melebar masih menunjukkan keterkejutan, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Namun, Zeron hanya tersenyum tipis, senyum penuh kemenangan yang membuat Sonya merasa semakin tak berdaya. Tanpa menjawab, pria itu perlahan mengayunkan tubuhnya, memulai gerakan lembut yang memabukkan. “Aaah ... Mas!!” Sensasi itu langsung menjalar, menusuk hingga ke inti tubuh Sonya. Perlahan, erangan pelan lolos dari bibirnya, sebuah pengakuan tak terucapkan akan kenikmatan yang mulai melanda, menenggelamkan setiap protes yang ingin dia sampaikan. Tak mungkin bisa dilarang. Sonya pasrah saja. Matanya terpejam kembali, bukan karena malu, melainkan karena kenikmatan yang merambat cepat, memenuhi

