BAB 149 - Saking Rindunya?

1836 Kata

“Huft, ke mana dia? Apa mungkin di kamar papa?” Sonya bergumam, nada cemas terselip di antara napasnya yang masih sedikit memburu. “Kalau sampai iya, habis sudah riwayat kami berdua.” Sembari membatin, Sonya terus melangkah, menelusuri setiap sudut rumah. Kekhawatiran bahwa Galen mendengar apa yang mereka lakukan di kamar mandi kian menjadi-jadi tatkala sang putra justru menghilang dari pandangannya. Jantung Sonya berdebar tak karuan, seiring dengan setiap langkah yang diambilnya. Bagaimana tidak? Seperti yang Sonya katakan pada Zeron, mulut putranya agak sedikit lemes dan sama sekali tidak bisa menjaga rahasia. Bukan tidak mungkin andai nanti Galen tahu dia akan menyebarkan rahasia tersebut kepada seisi rumah, terutama pada Bu Nirina, ibunya. Bayangan akan tawa dan godaan yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN