"Iya, mau?" Sebelum sempat merespons lebih jauh, Sonya justru mencubit perut Zeron tanpa ampun, membuat pria itu meringis lalu tertawa geli. “Awh!!" Zeron mengelak sembari memegangi perutnya. “Sakit astaga." “Sengaja, buat nyadarin otaknya," sahut Sonya, pipinya memerah walau ia mencoba terlihat galak. Tak mau kalah, Zeron membalas. Bukan di tempat seharusnya, tapi mencari target lain hingga Sonya cemberut cerita. “Ngeselin banget sih!" “Loh kenapa? Tadi kamu yang nyubit duluan, kan?” goda Zeron dengan suara berat yang teredam tawa. “Aku di perut!! Kamu balasnya di penthil," gerutu Sonya sembari terus mengusap puncak da-da yang agak sakit akibat ulah Zeron tentu saja. Bukannya benar-benar berhenti dan menjadi akhir kedekatan mereka malam ini, tapi ternyata kejadian itu hanya jeda s