"Tapi tidak mungkin!! Jika benar dia hamil … pasti dia akan memberitahukannya padaku, kan?" Zeron menggertakkan rahangnya perlahan, menepis bayangan-bayangan liar yang sempat melintas di benaknya. Dugaan itu terlalu konyol, terlalu jauh untuk bisa dipercaya, terlebih mengingat bagaimana dinginnya Sonya padanya akhir-akhir ini. Dengan satu embusan napas kasar, Zeron menggeleng kuat, seolah ingin membuang jauh-jauh harapan palsu yang tiba-tiba menyeruak. “Konyol,” bisik Zeron lirih, suaranya nyaris tidak terdengar oleh angin. Dia kembali menatap ke arah bangku tempat Sonya duduk tadi. Wanita itu masih ada di sana, menikmati potongan terakhir siomay-nya. Wajahnya terlihat damai, tidak sedang tertekan, apalagi terganggu. Dari jarak jauh, Zeron hanya diam. Tidak punya keberanian untuk men