Ziona yang tadinya santai, langsung meneguk salivanya pahit. Apelnya nyaris jatuh. “Bercanda, ya ampun! Baru buka mulut sudah marah.” “Jelas aku marah!!” Zeron tidak main-main, suaranya naik setingkat dan tubuhnya tampak tegang. Sejak lama dia menahan kekesalan, dan entah kenapa, kehadiran Ziona membuat emosinya tumpah. “Oh iya,” lanjutnya tajam. “Aku lupa bertanya … kau yang bercerita pada Ethan tentang rumah tanggaku?” Ziona mengerutkan dahi, bingung. “Hah? Tidak. Untuk apa aku menceritakan hal semacam itu padanya, Zeron?” “Bohong!” potong Zeron cepat, emosi belum juga surut. “Sumpah, Zeron,” Ziona membela diri sambil mengangkat kedua tangannya. “Aku memang ember, tapi aku tahu batas.” “Tapi Ethan bilang, kau yang cerita padanya,” desak Zeron masih dengan nada tinggi. Ziona mengh