“Malam ini, dia kehilangan akal … dan esok lusa bisa jadi Zeron kehilangan nyawa. Mau kamu, Sonya?”
Sudah pagi, matahari bahkan sudah bersinar cerah di balik tirai jendela, tapi pikirannya masih terjebak pada peristiwa semalam, bahkan kata-kata Ziona masih terngiang.
Ziona mungkin berlebihan, tapi Sonya tak bisa menyangkal bahwa perasaan cemas itu benar-benar ada.
Ada ketakutan samar yang bersembunyi di dasar hatinya, jika malam itu menjadi terakhir kalinya dia melihat Zeron hidup-hidup.
“Fokus, Sonya ... jangan sampai goyah,” bisiknya pada diri sendiri sambil menatap cermin.
Seakan mencoba menegaskan pada hatinya bahwa ia tak boleh kembali terjebak dalam pusaran yang sama.
Wanita itu menarik napas dalam-dalam, lalu beranjak ke kamar mandi. Biasanya, air dingin bisa membantunya me
