“Kamu hamil?” desis Zeron terdengar seperti gumaman kosong. "Iya, aku hamil," ulang Sonya kembali dengan begitu tegas demi mengharapkan kesadaran Zeron. Sayangnya, alih-alih menjauh atau sadar sepenuhnya, tatapan mata pria itu justru makin buram. Napasnya semakin berat. Wajahnya mendekat, dan dalam sekejap, ciuman kasar mendarat di pipi Sonya. “Mas, jangan!! Aku mohon!!” teriak Sonya dalam jeritan putus asa, kedua tangannya mencakar d**a Zeron, mencoba menahan, mendorong, apapun agar pria itu menjauh darinya. Namun, Zeron benar-benar seperti kehilangan akal. Sentuhan tangannya bergerak kasar, menarik daster Sonya hingga sebagian tersingkap. Tubuhnya membebani Sonya yang tengah menggigil, bukan karena dingin, tapi karena takut. Panik. Trauma lama kembali menyergap. “Mas, hentikan ...