"Katakan saja, Nona … ada masalah apa sebenarnya?" Suara Boby terdengar serius, bahkan sedikit berat saat keluar dari mulutnya. Pria bertubuh gempal itu menatap Sonya dari balik meja kecil kafe kantor yang biasa dipakai staf untuk rehat sejenak. Setelah sempat datang ke ruangannya, Boby ternyata tidak benar-benar diutus oleh Zeron. Tidak ada instruksi resmi, tidak ada perintah mendesak untuk membawa Sonya ke ruangan sang Presiden Direktur. Murni karena Boby ingin bicara empat mata pada wanita itu. Sonya menunduk, jemarinya menggenggam gelas kertas berisi mocha latte hangat yang kini mulai kehilangan uapnya. Sekilas minuman di hadapannya seolah menjadi saksi bisu betapa dalamnya pergolakan batin yang sedang dia rasakan. "Aku rasa," ucap Sonya akhirnya dengan suara yang terdengar lel