Satu tamparan mendarat tepat di wajah Zeron, bahkan sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya. Rasa panas menjalar cepat di pipinya, membuatnya sedikit terkejut. Belum sempat dia benar-benar membela diri, tamparan kedua kembali menghantam pipi satunya hingga tubuhnya terhuyung ke belakang. Bukan karena Maura terlalu kuat, tapi memang tubuhnya yang terasa lemah, lunglai, seperti kehilangan energi sejak tadi. “Keterlaluan kamu, Zeron!!” Zeron terdiam, menunduk. Suara ibunya menggema keras di kamar yang sebelumnya senyap. “Dari kecil Mama didik kamu untuk menghormati perempuan. Selalu! Tapi lihat apa yang kamu lakukan sekarang!” Suara Maura bergetar, bukan hanya karena amarah, tapi juga karena kecewa yang begitu dalam. “Kamu memperlakukan Sonya seperti barang!!” Zeron mengangkat waja