BAB 103 - Ngalahin Perempuan

1624 Kata

Sonya tak sempat menyelesaikan protesnya. Matanya membelalak saat melihat ponsel itu kini ada di tangan sang dosen. Tak punya pilihan, dia refleks menunduk, sedalam mungkin, berharap bisa lenyap ditelan kursi. Sementara itu, Pak Harun semula tampak akan marah. Wajahnya serius, langkahnya mantap saat mendekat, dan suara di seisi kelas mendadak menghilang, tergantikan oleh detak jantung Sonya yang memacu kencang. Namun, semua prediksi buyar saat pandangan Pak Harun tertumbuk pada layar ponsel yang kini berada di tangannya. Wajah pria di layar itu, tampan, dengan garis rahang tegas dan sorot mata tajam memandang balik ke arahnya. Sekilas, ekspresi datar Zeron yang tampak santai meski tertangkap sedang video call di tengah kuliah istrinya itu, membuat Pak Harun terdiam beberapa saat. En

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN