Setelah mengantongi hasil pemeriksaannya, Sonya segera memesan taksi daring dan melaju pulang dengan hati yang tak menentu.
Di satu sisi, dia merasa begitu bahagia dan tidak sabar untuk membagikan kabar ini pada Zeron, suaminya, papa dari anak yang kini tengah tumbuh dalam rahimnya.
Namun, di sisi lain, bayang-bayang bentakan dan sorot mata dingin Zeron pagi tadi masih menghantuinya.
Tangannya menggenggam lembaran hasil pemeriksaan itu erat-erat di dalam tas. "Aku harus bilang, ini penting ... dia berhak tahu dan, aku rasa pasti senang," gumam Sonya lirih, seperti berusaha menyemangati dirinya sendiri.
Setibanya di depan unit apartemen, Sonya menarik napas panjang, berusaha menenangkan degup jantungnya yang seolah berdetak lebih cepat dari biasanya.
Jemari wanita itu sedikit berget
